Sabtu, 01 Oktober 2022

Refreshing TB Bersama PPTI dan Lintas Sektoral


Pada hari Jum’at tanggal 30 September 2022 telah dilaksanakan Sosialisasi Revitalisasi PPTI 
Cabang Kota Balikpapan di Aula Rumah Jabatan Walikota Balikpapan. Pertemuan lintas sektor tersebut dihadiri Pengurus PPTI Cabang Kota Balikpapan, Camat, Lurah dan ibu PKK serta kader PPTI bertujuan untuk bersama mengatasi masalah TBC dari hulu hingga ke hilir.

 


Sebagai upaya untuk menyegarkan kembali pengetahuan tentang penyakit TBC dan berbagai faktor yang mempengaruhinya, hadir 2 narasumber yaitu Dr. Diah Adhyaksanti, Sp.P dan Dr. Subagyo, Sp.P. 

 

Dr Diah menjelaskan apa itu TB, bagaimana gejalanya, faktor-faktor apa yang mempengaruhi dan berbagai upaya pencegahan, pengobatan dan rehabilitasi, ringkasannya bisa dibaca pada beberapa paragraf berikut ini.

 




Kasus baru  Tbc di Indonesia sekitar 824.000 per tahunnya  dengan jumlah kasus yang terdeteksi dan memulai pengobatan baru 41% nya sehingga masih ada 500.000 kasus yang belum terdeteksi dan diobati. Ada 93.000 kasus  kematian akibat Tbc atau  11 orang setiap jamnya. Data ini tentu merupakan tantangan bagi kita semua baik tenaga kesehatan, pengambil kebijakan maupun kader PPTI sebagai kepanjangan tangan untuk menyampaikan informasi

 

Untuk itu upaya penemuan kasus sedini mungkin, pengobatan secara tuntas sampai sembuh merupakan salah satu upaya yang terpenting dalam memutuskan penularan TBC di masyarakat. 

 

Sebanyak 91% kasus TBC di Indonesia adalah TBC paru yang berpotensi menularkan kepada orang yang sehat.

 

Sebenarnya TBC itu biasanya ada di daerah yang padat, daerah kumuh, dan daerah yang kurang menyadari pentingnya PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), ditunjang dengan beberapa faktor risiko yang menyebabkan TBC seperti diabetes mellitus, HIV serta gizi buruk

 

Perlu diketahui gejala-gejala awal muncul TBC pada seseorang dapat berupa batuk karena menyerang saluran pernapasan dan juga organ pernapasan, batuk berdahak terus-menerus selama 2 sampai 3 minggu atau lebih, kemudian sesak napas, nyeri pada dada, badan lemas dan rasa kurang enak badan, nafsu makan menurun, berat badan menurun, dan biasanya yang muncul adalah berkeringat pada waktu malam hari meskipun tidak melakukan kegiatan apapun.

 

Sedang Dr. Subagyo menguraikan peran PPTI dari Pengurus Pusat, pengurus Wilayah, pengurus Cabang, anak Cabang dan ranting. Tugas pokok PPTI adalah sebagai mitra Pemerintah, membantu Pemerintah dalam penanggulangan TB.

 


Bentuk bantuan tersebut bisa berupa:

·      Menyadarklan masyarakat tentang bahaya penyakit TB

·      Berkontribusi dalam penemuan kasus terduga TB dan merujuk ke Fasyankes

·      Melatih dan membina kader2 TB sebagai ujung tombak di lapangan

·      Pendampingan PMO oleh kader-kader terlatih

·      Kegiatan-kegiatan terkait kasus TB, seperti Gizi, lingkungan rumah, dll

·      Membangun kerjasama dengan organisasi / perusahaan yang peduli TB

 

Fungsi PPTI di setiap tingkatan diharapkan bisa sebagai mediator, fasilitator, innovator, motivator dan advocator. Selanjutnya dijelaskan juga tugas PPTI pada setiap tingkatan dan peran penting Kader PPTI dalam upaya pemberantasan TB.

 

Pasca Sosialisasi Revitalisasi PPTI dan lintas sector terkait, diharapkan ada penyegaran pengetahuan tentang penyaklit TB dan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Selanjutnya akan dibentuk PPTI tingkat anak cabang dan ranting.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar